Kamis, 9 juni 2022
Cuaca hari ini 40 derajat celcius, entah esok hari panasnya akan sama atau kembali turun. Minggu ini dimulai dengan pembukaan ujian. Aku masih ingat jum’at kemarin aku masih menulis juz pertama al-Qur’an dengan mengandalkan hafalan, tentu untuk persiapan ujian tulis al-Qur’an keesokan harinya. Aku menemukan fakta-fakta unik yang sebenarnya sudah sering kutemui namun tidak kusadari. Diantaranya bahwa tulisan al Qur’an cetakan Utsmani tidak menggunakan kaidah imla’iyah yang selama ini aku pelajari – entah ada kaidah lain atau bagaimana, aku belum sempat menelusurinya lebih jauh— namun ini baru kutemukan pada al-Qur’an cetakan utsmaniyah, mungkin beberapa cetakan lain berbeda lafaznya, entahlah. Menarik juga sepertinya bila dicari tahu lebih dalam.
Setelah menyisakan setengah juz, aku merebahkan tubuh. Beberapa hari terakhir aku mencoba mengatur pola tidur, berusaha tidur lebih cepat—FYI: budaya di sini memang tidur di malam larut dan memulai aktifitas lebih siang dibanding di Indonesia— yang mana agak sulit karena harus melawan kebiasaan sekitar dan jadwal-jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan waktu tidur orang-orang. Setelah konsultasi dengan orang-orang terdekat, syukur alhamdulillah pola tidurku kembali membaik.
Paginya seperti biasa, subuh, murojaah, kembali menulis al qur’an sambil menunggu waktu sarapan. Kemudian setelah sarapan aku menyempatkan pergi ke gym. Terhitung sudah 4 hari aku menjadi anggota di sana. Berusaha memberikan tubuhku haknya dan juga perhatian. Tapi ternyata pagi itu tutup, malamnya aku kesana baru kutahu ternyata di hari jum’at gym baru dibuka pada pukul dua siang.
Kembali ku ke rumah, menyelesaikan tulisanku semampuku. Dan ternyata waktu tidak cukup. Masih tersisa seperempat akhir juz yang belum kutulis. “Bismillah” batinku, aku memasak makan siang, dan setelah makan segera berangkat menuju kuliah.
Dalam perjalanan mataku tak lepas dari mushaf dalam genggamanku. Kuperhatikan berulang-ulang tulisan yang ada di situ, yang mana banyak sekali perbedan imlaiyah dan belum kutemukan rumusnya, sehingga memang dibutuhkan intensitas melihat dan menghafal. Konon kata kawanku memang tidak ada rumus pasti yang digunakan, kapan mad memakai alif ataupun hanya harokat berdiri, entahlah.
Ujian hari pertama selesai dengan lancar, walaupun kebiasaan burukku untuk menulis dengan tidak hati-hati masih saja terulang. Akan banyak sekali duktur pengoreksi melihat coretan jawabanku, hehe. Begitupun di dua ujian setelahnya. Namun ala kulli hal aku merasa sudah menjawab semampuku, dan yang diujikan alhamdulillah hal-hal yang dapat aku jawab.
Satu minggu berlalu, sampailah di malam jum’at ini. Jam sudah menunjukkan 10.11 CLT, sudah seharusnya aku tidur. Rutinitasku dan pola hidupku membaik, aku bersyukur pindah ke rumah baru ini—mungkin di lain kesempatan akan kuceritakan mengenai rumahku ini, hehe—
Rutinitasku berjalan, tidurku di awal malam, gym sudah berjalan lebih dari seminggu. Kini aku menambahkan rutinitas baru untuk menulis jurnal mngguanku di setiap malam jum’at. Semoga bisa tetap konsisten. Karena setelah ujian pasti akan banyak sekali agenda organisasi yang merusak jadwal yang sudah ku susun ini, hehe. Setidaknya sebulan ini pola hidupku rapih. Nanti setelah turun dari jabatan saat ini, aku memang tidak berencana kembali mencalonkan diri. Untuk setahun atau dua tahun ke depan aku hendak fokus memperbanyak bekal dan skill pribadi. Dimulai dengan mendaftar Bedug di Agustus nanti. Semoga semuanya mendapat keberkahan.
Yah kurasa sekian, rasanya perlu beram-jam untuk enceritakan semua yang kualami dalam seminggu. Banyak sekali yang masih ingin ku ceitakan. Tapi lihat, kini suda 10.17 CLT. Sampai ketemu di malam jumat yang akan datang.s
Komentar
Posting Komentar
mari bercakap